Dikawal Seribu Paranormal
MASIH ingat ketika Presiden Amerika Serikat George W. Bush ke Indonesia tahun 2006? Meski hanya beberapa jam mampir, tetapi pengerahan
pasukan keamanan sangat luar biasa. Mengapa sangat dan maha ketat.
Selain Bush dibenci banyak orang di negeri ini, juga sebelumnya beredar
luas kabar dia bakal disantet.
Yang
lebih heboh adalah ketika dia turun dari mobil anti peluru yang
membawanya ke Kompleks Kebun Raya Bogor, tempat Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono telah menanti dengan gelisah. Bush tidak melangkah turun
seperti biasa, tetapi dari atas mobil dia langsung lompat katak ke
tanah. Ini jelas pemandangan tak lazim.
Begitu melihat tingkah laku Bush tersebut, orang pun serta merta mengaitkan kelakuannya itu merupakan perintah dari paranormal yang menyertai kunjungan sang kepala negara.
Ki
Gendeng Pamungkas, salah seorang paranormal yang kabarnya dipakai oleh
orang tertentu untuk ’mengerjai’ Bush, konon ’takluk’ atas paranormal
boyongan Bush. Presiden yang gandrung mengobarkan perang tersebut, konon
kabarnya, memanfaatkan jasa dukun Yahudi.
Bukan
hanya Bush yang memanfaatkan paranormal dan perdukunan, melainkan juga
pendahulunya. Ronald Reagan pun mendengarkan nasihat spiritual yang
diberikan kepadanya.
Perdukunan
di Amerika Serikat berkembang saat Nancy Reagan memiliki sepasukan
dukun sebagai konsultan spiritualnya sehubungan dengan pribadi dan
suaminya sebagai presiden.
Jauh-jauh
sebelumnya, Adolf Hitler pun menggunakan jasa dukun. Ia memiliki salah
satu pusaka yang diyakini bertuah berupa sebuah tombak. Tombak ini konon
yang dipakai oleh pasukan Romawi untuk menombak lambung Jesus.
Lalu
bagaimana dengan Soeharto? Seminggu menjelang kematiannya, dua peramal
ulung atau paranormal di negeri ini mengungkapkan kedigdayaannya melihat
dunia gaib mengenai Soeharto. Salah seorang yang sudah tidak asing
adalah Mama Laurent.
Melihat
kondisi kesehatan Pak Harto yang kian kritis, wanita Indo ini
mengatakan bahwa ada sesuatu yang melekat pada diri penguasa Orde Baru
itu. Sepanjang ‘sesuatu’ itu belum dilepaskan, anak petani dari Desa
Kemusuk itu akan tetap ‘tersiksa’.
‘’Anggota
keluarga sebaiknya mencari orang pintar yang mampu melepaskan
‘ketergantungan’ Pak Harto dari ‘perangkap’ yang melekat dalam
dirinya,’’ Mama Laurent menyarankan seperti ditayangkan salah satu
stasion televisi swasta.
Meski
Pak Harto telah menghembuskan napasnya yang terakhir pada pukul 13.10
WIB, Minggu (27/1) dan dimakamkan di Astana Giri Bangun, Karanganyar,
Surakarta, Senin (28/1) pukul 13.00 WIB, namun masih ada yang penuh
misteri pada sosok mantan Presiden Republik Indonesia kedua itu. Dunia
kleniknya. Kawasan yang tidak banyak dipahami orang, tetapi dari dulu
orang sudah banyak yang maklum.
ProFiles melalui berbagai sumber memperoleh informasi, Soeharto yang kental dengan budaya Jawa itu, kerap melakukan tirakat di berbagai tempat. Di antara lokasi itu adalah Makam Pangeran Purbaya di Desa Maguwoharjo Sleman Yogyakarta.
Watu
Gilang, tempat duduk Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram
Islam Pertama di Kota Gede Yogyakarta, juga termasuk tempat Pak Harto
biasa menggelar tirakat.
Arwan Tuti Artha, dalam Dunia Spiritual Soeharto mengatakan, Gapura Makam Raja-Raja Mataram Kota Gede Yogyakarta adalah tempat yang tidak pernah dilewatkan Pak Harto.
Mantan
presiden kedua Indonesia itu juga memiliki seorang guru spiritual.
Konon namanya Romo Diyat yang terletak di Jl.Sriwijaya Semarang. Bahkan
di tengah Sungai Kaligarang Sampangan Semarang tegak Tugu Soeharto.
Konon, di tempat itulah Pak Harto sering Topo Kungkum (merendam diri).
Tetapi
tempat Pak Harto pernah menerima wangsit, kata Tuti Artha, terdapat di
Padepokan Langlang Buana Gunung Srandil Cilacap Jawa Tengah. Untuk
mencapai padepokan itu, orang harus menaiki tangga. Dan, kelihatannya
sudah permanen.
Masih di Cilacap juga, ada tempat pemujaan yang dikenal dengan nama Padepokan Jambe Pitu Gunung Selok.
Eksistensi
Pak Harto dengan dunia kejawen sudah lama dikenal orang. Hanya saja,
seberapa jauh keakrabannya dengan aspek-aspek kejawen itulah yang masih
dangkal diketahui.
Dia
masih tetap melakoni kehidupan dunia Jawa yang tulen. Bentuknya,
seperti melaksanakan puasa, tidak makan, tidak minum, tidak meninggalkan
warisan leluhur seperti menggelar upacara selamatan bagi keluarganya.
Masih
ingat ketika pernikahan cucunya, Danny Rukmana (anak Mbak Tutut-Indra
Rukmana) dengan Lulu Luciana Tobing yang asal Batak, berbusana Jawa yang
tulen.
Soeharto
tetap menyelenggarakan upacara tradisional Jawa untuk berbagai acara
seperti acara kelahiran, ulang tahun, pernikahan, maupun acara kematian.
Seorang
sejarawan asing, MC Ricklefs, melukiskan Soeharto sebagai sosok yang
sangat memercayai klenik kebatinan Jawa pedalaman yang kental. Sebuah
klenik yang hanya mengakui Islam dalam bentuk yang lebih esoteris dan
hukum agama hanya memiliki kekuatan kecil.
Adik
tiri Pak Harto, H Probosutedjo, mengakui, ilmu klenik kadang-kadang
disampaikan melalui cara berbisik-bisik. Itulah sebabnya disebut ilmu
klenik atau ilmu kebatinan.
Probo
menggambarkan, penyampaian ilmu klenik ini seperti orang membaca di
tempat ramai atau di dalam kereta api, di atas bus, di pesawat terbang.
Tidak diucapkan, tetapi hanya dengan batin. Tidak bersuara pula. Bahkan
bibirnya pun tidak bergerak sama sekali.
Gara-gara
praktik penyampaiannya yang ’mencurigakan’ inilah, sehingga Belanda
pernah melarang. Apatah lagi ilmu ini sering diajarkan di tempat-tempat
sepi seperti di pemakaman dan pegunungan terpencil.
Selama 32 tahun berkuasa, Pak Harto memiliki tidak kurang dari seribu dukun, paranormal, wong pinter,
dan guru spiritual. Untuk menjaga keawetan daya kleniknya, Pak Harto
sering berpuasa setiap sebelum 17 Agustus atau pada hari-hari penting
lainnya.
Dia
pun dikelilingi benda-benda pusaka dari zaman lampau. Maksudnya, untuk
meminjam kekuatan magis benda-benda itu. Dia pun sering nyekar ke tempat-tempat yang dikenal keramat.
Kenyataan
inilah yang menyebabkan banyak orang segan pada Pak Harto. Bahkan,
banyak tersebar, Pak Harto memiliki dukun ampuh di mana-mana, membuat
banyak orang tak berani main-main. Padahal, dukun itu adalah orang biasa
yang mampu berkomunikasi dengan kekuatan gaib.
Kekentalan
Pak Harto dengan kekuatan spiritual Jawa juga ditandai dengan seringnya
beliau mengambil contoh dalam kisah pewayangan. Salah satu tokoh yang
selalu diibaratkannya adalah Semar. Semar ini selalu dikaitkan dengan mesem, tersenyum. Dari nama itulah, dia menggunakan Surat Perintah Sebelas Maret dengan singkatan Super Semar.
Tokoh
Semar secara tidak langsung telah memberi inspirasi pada momentum pada
hari itu, saat Presiden Soekarno memberi kekuasaan pada Letnan Jenderal
Soeharto untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu demi terjaminnya
keamanan, ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan, termasuk
menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan presiden.
Dalam setiap fotonya, di mana pun, termasuk di lembaran uang kertas, wajah Soeharto selalu mesem. Dia selalu tersenyum. Strategi ini konon ia pelajari dari ilmu Suryomentaram.
Soeharto
tak perlu mengerahkan bala tentara, tetapi lawan bisa dibuat takluk dan
menyerah. Kecerdikan Soeharto menyingkirkan Soekarno yang memberinya
Super Semar, membuat dia selalu tersenyum. Kalau Soeharto tidak tampil
tersenyum, pasti ada yang tak beres dengan anak petani Kemusuk itu. OG Roeder menyebut dalam bukunya The Smiling General, kalau tidak tersenyum, jangan-jangan Soeharto sakit.
Asvi Warman Adam (baca: Soeharto Sisi Gelap Sejarah Indonesia,
2004) menulis, pada tahun 1965, ia memiliki jabatan rangkap. Dia
sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) – yang
pertama --, juga Menteri Panglima Angkatan Darat (Menpangad), Panglima
Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) yang juga
pemegang Super Semar yang mengantarnya menjadi Pejabat Presiden pada
tahun 1967.
Hebatnya,
Soeharto sangat lihai memanfaatkan jabatan-jabatannya itu, sehingga
lolos dari perangkap ‘koreksi’ atau kritik kabinet. Misalnya, untuk
membubarkan PKI, ia memakai nama Presiden Soekarno yang memberinya Super
Semar 1966.
Untuk
hal lain, dia memutuskan atas nama Pangkostrad. Bila memakai posisinya
selaku Menpangad, jelas kebijakannya itu bakal panjang dan masuk agenda
sidang kabinet. Pangkostrad jelas tidak bisa ditegur oleh kabinet.
Kecuali oleh atasannya, yang tak lain adalah Soeharto sendiri.
Kelihaian Soeharto ini juga digambarkan oleh David Jenkins, salah seorang wartawan Australia (Sidney Morning Herald) dalam bukunya bertajuk Soeharto and His Generals, Indonesian Military Politics (1984).
Kepercayaan
Soeharto akan tuah budaya Jawa juga tervisualisasi dalam kehidupan
kesehariannya. Misalnya saja, dia membawa topeng Gajah Mada yang berasal
dari Bali masuk Istana Merdeka.
Gajah
Mada adalah maha patih yang berhasil menyatukan Nusantara. Soeharto
mungkin mengandaikan topeng itu dapat memberi kekuatan magis agar dia
mampu menyatukan Nusantara seperti yang dilakukan Gajah Mada dulu.
Dia
juga mendatangkan gong keramat dan keris-keris dari Keraton Surakarta.
Dengan seabrek benda budaya yang dimilikinya, seakan-akan apa yang
keluar dari mulutnya juga bertuah dan keramat.
Bahkan,
dia seolah-olah menjadi orang Jawa yang sakti. Jika meludah, bisa
berupa api yang menjilat siapa pun. Dia sering diibaratkan sebagai aji welut putih.
Walaupun
banyak orang maklum akan keakraban Soeharto dengan dunia klenik dan
sejenisnya, namun tak seorang pun berani mengungkapkannya. Terlebih lagi
saat dia berkuasa.
Menyebut-nyebut
miring nama Soeharto saja, apalagi sisi lain yang selama ini tidak
terungkap, sama artinya dengan membuat masalah. Membuat urusan menjadi
cepat jatuh ke tangan aparat keamanan. Menjadikan hidup di bumi republik
ini tidak aman lagi. Kopkamtib di tingkat pusat dan Laksusda di tingkat
provinsi adalah kata yang bagaikan singa yang siap menerkam.
Mengerikan.
Surat
kabar dan media massa pun tak akan pernah berbuat bodoh untuk menulis
yang seperti itu. Tidak ada yang mau ambil risiko. Memperbincangkan
Soeharto, sama saja dengan mencari urusan sampingan yang sulit
penyelesaiannya. Sangat merepotkan.
Jika
pun ada yang berani memperbincangkan Soeharto, itu terjadi di kalangan
terbatas nun jauh dari keramaian kota. Jauh dari ’kuping-kuping’ kaki
tangan Soeharto. Tepatnya hanya disampaikan secara bisik-bisik. Seperti
juga klenik dan kadar kemampuan spiritual itu.
Tetapi,
setelah Soeharto tak berkuasa lagi, media massa pun ramai-ramai
memberanikan diri melanggar larangan dan yang tabu sepanjang Orde Baru
berkuasa.
Setelah
Ibu Tien meninggal secara aneh pada tanggal 28 April 1996, sebagian
kekuatan dan kehebatan Soeharto berkurang. Sebab, kehebatan pria Kemusuk
itu, konon justru terletak pada konde Ibu Tien.
Kabarnya,
selama ini mendiang dengan nama lengkap Siti Hartinah itulah yang
menjadi perantara turunnya wangsit itu. Satu jam setelah Ibu Tien wafat,
konde itu sudah raib entah ke mana. Menurut bisikan gaib bisa ditemukan di petilasan pertapaan Panembahan Senopati yang dikenal dengan Banglampir.
’’Untuk mendapatkan kembali konde
itu seseorang harus menjemputnya ke puncak Gunung Mahenoko atau Gunung
Lanang, di Desa Blimbing, Kelurahan Girisekar, Kecamatan Panggang,
Kabupaten Gunung Kidul, jangan sampai melewati pukul 10.00,’’ tulis
Arwan Tuti Artha.
Menurut kepercayaan, hilangnya konde
ini apabila belum ditemukan bisa menjadi rebutan orang-orang yang
berkeinginan menjadi pemimpin. Tak heran banyak orang berdatangan ke
Banglampir, karena di situlah turunnya wahyu keraton.
Wahyu keraton pernah turun untuk Panembahan Senopati, sehingga dia bertakhta di Kerajaan Mataram. Konon, petilasan ini masih banyak dihuni macan putih yang sewaktu-waktu bisa muncul.
Selain konde, begitu Sudjono Humardani dalam wawancaranya dengan H.M
Nasaruddin Anshoriy Ch yang dikutip Tuti Artha, Soeharto juga mendapat
kembang wijayakusuma dari Nusakambangan yang kemudian dibawanya ke
Cendana. Wijayakusuma inilah yang secara spiritual menopang semua
kehebatan dan keberuntungan Soeharto.
Soeharto juga banyak berkomunikasi dengan berbagai dukun, kiai, guru spiritual, orang yang memiliki ilmu linuwih,
untuk mendapatkan pegangan. Ada yang memberi jimat untuk kekuasaan agar
langgeng. Ada yang mengirim empat naga besar agar terhindar dari santet
dan tenung.
Ketika
Soeharto masuk rumah sakit, betapa pun penyakitnya bertumpuk-tumpuk,
tetapi tetap sehat. Pasalnya, ada berbagai macam jimat yang mengendap di
tubuhnya! (de@r).
https://www.klik4d.vip/kumpulan-makna-mimpi-ketemu-zombie-dalam-togel/
BalasHapus